Citra Pasoepati Bimo Putranto Bertekad Ubah Citra Pasoepati Solo -- Bimo Putranto, Presiden Pasukan Suporter Sepakbola Sejati (Pasoepati), bertekad untuk mengubah citra supoter sepakbola yang kerapkali membuat rusuh. Ia juga ingin menyulap imej brutal dan urakan yang umumnya melekat pada pendukung sepakbola. “Tidak aneh gejala seperti itu muncul, karena mayoritas suporter tim sepakbola didominasi anak-anak muda yang sedang mencari jati diri. Berbuat sesuatu yang sensasional, tidak peduli salah atau benar, serta cuek dengan dampaknya, sering dilakukan suporter demi memompa semangat tim sepakbola yang dibelanya,” ungkap alumnus Fakultas Teknik Universitas Atmajaya, Yogyakarta, itu ketika ditemui di Stadion Manahan, Solo, beberapa waktu lalu. Bahkan, tak jarang akibat ulah suporter yang kelewat batas, tim sepakbola justru ikut kena getahnya, berupa sanksi dari otoritas penyelenggara liga sepakbola. Bimo akan mengubah citra Pasoepati. ”Saya memiliki cita-cita untuk mengubah imej masyarakat terhadap suporter sepakbola, khususnya terhadap Pasoepati, menjadi suporter kebanggaan,” kata tokoh muda yang aktif sebagai pebisnis itu. Menurut Bimo, di tubuh Pasoepati melekat identitas penting, yakni masyarakat Solo, yang dikenal dengan kehalusan dan kesantunannya. Namun, menata ulang citra sebuah suporter dengan jumlah puluhan ribu orang bukanlah pekerjaan gampang. ”Ya, saya hanya bermodal yakin saja. Kalau dikelola dengan baik, Pasoepati bakal menjadi suporter kebanggaan warga Solo,” katanya. Sejauh ini, Pasoepati merupakan suporter hebat, yang mati-matian memberikan dukungan bagi tim sepakbola kebanggaan mereka, baik saat kondisi timnya gemilang, maupun sedang terpuruk. Contohnya, ketika Solo FC memperoleh kemenangan dan menderita kekalahan, Pasoepati tetap mendukung. Bimo mengakui bahwa dukungan Pasoepati tidak ditujukan hanya pada satu kesebelasan saja. ”Semua kesebelasan yang berada di kota Solo, baik Solo FC, Persis, maupun yang lainnya selalu didukung Pasoepati. Kami akan mendukungnya mati-matian,” tukasnya mantap. Ia juga memuji langkah manajemen Solo FC yang kerapkali melibatkan personil Pasoepati jika ada pertandingan kandang di Stadion Manahan. ”Solo FC melibatkan Pasoepati sebagai petugas steward, dan juga menjual tiket dengan imbalan komisi. Kami berharap akan ada kerjasama yang ebih erat lagi di masa mendatang,” tuturnya. Selain itu, Pasoepati juga dipompa nasionalismenya untuk ikut mendukung Tim Nasional Indonesia atau Tim Garuda. Buktinya, sejumlah suporter Pasoepati lesu dan menangis, saat menyaksikan kegagalan Tim Garuda meraih piala AFF 2010 lalu dari layar videotron di Stadion Manahan. Sementara pengalaman yang paling mengesankan sekaligus menegangkan adalah ketika harus memonitor perjalanan Pasoepati bertandang ke Surabaya. “Alhamdulilah, perjalanan mereka aman dan lancar. Saya terus menerus memonitor perjalanan mereka mulai saat pergi, tiba, dan kembali ke Solo. Kami juga berterima-kasih, karena bonek telah menyambut mereka dengan baik,” cerita Bimo. (Endang K. Saputra) Diposkan oleh Pasoepati Sragen di 03:18 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Laman Berita LPI DIRANGKUL PSSI Lpi di ajang starbol Pengikut Arsip Blog Tentang saya Pasoepati Sragen Sragen, jawa tengah, Indonesia saya lahir di sragen hari kamis tgl 15 bulan desember 1989 Lihat profil lengkapku
0 komentar:
Posting Komentar